Kota Hujan



Kota Hujan

Orang sering mengatakan bahwa kota ini adalah tempat setiap hujan untuk jatuh.Tempat yang akhirnya menjadi pilihan ku untuk melanjutkan pendidikan tingkat akhir. Sebuah tempat yang dikenal dengan Kota Hujan-Bogor.

Ada banyak perjalanan sebelum aku sampai di sini. Mulai dari mengorbankan sebagian nilai UNBK ku untuk menebus nilai SBMPTN, yang dengan susah payah telah berhasil membuatku diterima di sebuah PTN (perguruan tinggi negeri) yang cukup dikenal di Bogor. Jika aku ingat-ingat, menjelang UNBK, aku sama sekali tidak menyentuh buku pelajaran SMA, haha. Bagaimana tidak, aku sudah sangat dipusingkan dengan materi SBM yang tingkat kesulitannya bukan lagi untuk anak SMA. Dengan nilai ku yang sangat standar waktu itu, aku rasa sangat sulit untuk diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama.

Jika aku boleh menceritakan tentang diriku, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Aku memiliki seorang adik perempuan yang cukup sering membuat ku kesal. Itulah mengapa aku tahu bagaimana harus menghadapi seorang wanita. Tinggi ku sekitar 168 cm, tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu tampan juga, haha. Jika berbicara tentang kemampuan ku, aku hanya dianugerahi sedikit kemampuan menggambar. Aku cukup sering menggambar, meskipun hasilnya tidak sebagus yang kau kira. Ohya, aku ini orangnya sangat pelupa dan buta arah. Jika kita baru saja berkenalan, maka aku akan melupakan nama mu dalam 5 menit, haha. Karena aku pelupa, aku juga tidak bisa mengingat dengan baik jalan yang baru pertama kali ku lalui, bahkan setelah beberapa kali pun melewati nya, aku tidak bisa menyimpannya dalam memori ku. Itu lah sebabnya, aku jarang keluar rumah, kau tahu kan mengapa?.

Dengan kemampuan ku melupakan segala sesuatu dengan sangat cepat ini lah, yang membuatku tidak terlalu pintar disekolah. Pada saat SMA, nilai ku hanya lah standar untuk membandingkan anak pintar dan yang kurang. Itulah sebabnya, pada saat kelas 3, aku memutuskan untuk menjual nilai UN, untuk menebus SBMPTN. Kau tahu kan, di tahun 2016 nilai UN bukanlah syarat untuk lulus?. Jadi tidak ada salahnya bukan jika nilai matematika ku 4,5 (tidak lulus). Ya begitulah, aku berfikir dengan sangat rasional bukan?, haha. Berkat pengorbanan yang tidak sia-sia ini lah, aku bisa lulus di SBMPTN dan diterima di Institut Pertanian Bogor. Kau tahu, setiap orang harus memilih, tapi pilihan mu juga harus rasional.

Inilah seklumit kisah, bagaimana aku bisa berada di kota hujan. Sebuah kota yang berisi kenangan, yang mungkin kelak akan ku rindukan.


Share:

0 comments